Oleh Moh. Imron
Saya lahir dan tinggal
di Situbondo. Sejak kecil saya sering mendengarkan lagu dangdut atau kendang
kempul Madura dan musik-musik lainnya terutama ketika acara mantenan dan juga
video-video klip yang beredar yaitu sekitar tahun 2000-an. Apalagi di Situbondo
kebanyakan berbahasa Madura.
Ketika masih kanak-kanak,
saya masih kurang mendalami suatu lagu. Yang penting enak didengar itu bagus.
Berbeda ketika sudah dewasa, mungkin sudah mulai memahami suatu lirik lagu atau
pernah merasakan hal yang serupa denga maksud lagu tersebut. Hehe. Selain itu,
saya juga menyukai lagu India, Jawa, Indonesia dan barat. Tapi masih
pilih-pilih.
Hingga tahun 2016, saya
kumpulkan lagu-lagu Madura favorit. Tentunya setiap orang mempunyai pandangan
yang berbeda. Entah alasan karena
video klip, lirik, musik dan lain sebagainya. Dari sekian banyak lagu dangdut dan
kendang kempul Madura hingga saat ini, saya harus memilih 10 terbaik versi saya
sendiri. Mungkin akan berbeda dengan selera orang lain.
Sebenarnya masih banyak
lagu Madura yang saya sukai. Mau tidak mau saya harus menghapus dari daftar 10
lagu pilihan saya. Terasa berat sih, seperti halnya meninggalkan seseorang yang
dicintai. Hehehe.Tapi tenang saja, akan saya sebut juga yang masuk 20 pilihan
saya.
Saya membuang seperti
lagu Lek Marni, Leha, Osaeba, Sanmisan, ancor, Loka Ta’ Adere, Kalembeng dll. Lantas
tidak membuat saya benci, bukan pula menghakimi bahwa lagu ini jelek. Siapa sih
yang tidak tahu lagu tersebut. Terutama yang tinggal di ujung timur Jawa dan
Madura. Dan saya masih mengoleksi. Saya yakin masih banyak lagu Madura yang
bagus mungkin tidak sampai ke telinga saya.
Saya infokan daftar lagu
berdasarkan urutan dari no 11 sampai 20 versi saya. Duh mellasa – S. Pandi, Jek
Dina – S. Pandi, Jen Anjenan – Puput Elfira, Odik Katon Tak Mate – Hamzah
Miftah, Yatim Piatu – Hamzah Miftah, Cinta 100% - Badik, Deunna Nangka – Ira
Faramesti, Taman Bedadung – Ira Faramesti, Nompak Becak- Ella feat Dayat, dan
Bede Seang Bede Malem – S. Pandi feat Yuli. Lagu ini pernah populer pada
zamannya.
Dengan segala
pertimbangan, inilah lagu 10 pilihan saya. Jika ada info tambahan, yang kurang
atau keliru mengenai kedetailannya bisa isi di komentar. Biar nanti diperbaharui.
Oh ya mengenai dangdut Madura di Situbondo pernah diteliti oleh saudara saya
Panakajaya Hidayatullah sebagai tesis di ISI. Mengenai ejaan atau tata bahasa
Madura saya masih belum berpanduan pada kamus bahasa Madura. Harap dimaklumi.
10 Lagu Madura terbaik.
Yuk simak! Jreng, Jreng. Saya mulai
dari belakang.
10.
Sattanang Mera
Sattanang Mera ada dua versi. Kalau nggak salah, lagu ini dipopulerkan oleh
Melodi Ria Asembagus. Dan saya pun juga tidak tahu penciptanya. Hehe. Lagu
versi koplo pun juga ada. Dan saya lebih suka yang dinyanyikan oleh Yunni
Ningrum.
Lagu ini berkisah
tentang sepasang kekasih yang menjadikan sapu tangan yang ujungnya biru sebagai
cendramata kasih sayang serta janji-janji yang mengikat di dalamnya. Memang,
cinta tidak ada yang tahu akhirnya, kisah dalam lagu ini berakhir karena
fitnah. Sementara dalam versi perempuan ia
masih memberontak pada hatinya. Mengapa ini bisa terjadi? Sementara ia masih
belum siap melupakan. Apa lagi ketika ingat pada sejarahnya. Siang dan malam
tidak bisa melupakan bayang kekasihnya yang masih membekas di ingatan. Lagu ini
cocok untuk yang sedang patah hati.
Lirik lagu Sattanang se
Mera (Link versi Ajeng Devinta)
Versi Laki-laki
Aduh, le’ sattanang se
mera. Se biru poncana, bule pon taresna.
Aduh, dik sapu tangan yang merah.
Yang ujungnya biru, Aku pun sayang.
Aduh, le’ sattanang se
mera. Se bede e dhika, je’ sampek loppa.
Aduh, dik sapu tangan yang merah.
Yang ada padamu, jangan sampai lupa.
Sattanang se mera se
deddhi saksena bule odi’ ben dhika tak kera tapesa.
Sapu tangan yang merah, yang jadi
saksinya,
aku hidup denganmu tidak akan terpisah.
Tepe bule pon sanonto kare
kastana, apesa ben dhika lantaran fitna.
Tapi aku sekarang tinggal pennyesalan,
berpisah denganmu karena fitnah.
Versi Perempuan (Jawaban)
Sattanang se mera, tande
deri dhika, se bede e bule.
Sapu tangan yang merah, tanda darimu,
yang ada padaku.
Mak loppa jenjina, ma’
mangge adina, nape sala bule?
Kok lupa janjinya, kok tega
meninggalkan, apa salahku?
Taresnana bule coma de’
ka dhika, sampek ate bule neko aparkara.
Sayangku hanya padamu, sampai hatiku
ini berperkara.
Dhika sampe’ mangge ben
pas kaneaje, de’ ka abek bule, ate se tagude.
Kamu kok tega dan sengaja pada diriku,
hati yang tergoda.
Tak koat rassana ate mon
enga’ dek dhika, ebektona bule apolong ben dhika.
Hati rasanya tidak kuat apabila
ingat padamu, di waktu aku bersama denganmu.
Dhika kaniaje de ka abe’
bule, ate se tagude.
Kamu sengaja pada diriku, hati yang
tergoda.
Mak loppa jenjina, mak
mangge adina, nape sala bule?
Kok lupa janjinya, kok tega meninggalkan,
apa salahku?
Delem ate bule neko ta’
nyangka. Dhika ben bule jeuh neng e mata.
Dalam hatiku tidak menyangka. Kamu
dan aku jauh di mata.
Bile bule enga’ de’ ka
riwayatta, rassana ta’ terro se tapencara.
Apabila aku ingat pada sejarahnya,
rasanya tak ingin berpisah.
Siang kalaben malem se tak
bisa loppa, coma robena dhika sepaddheng e mata.
Siang dan malam tidak bisa lupa,
Cuma wajahmu yang terlihat di mata.
9. Joget Madure’en
Ibarat lagu Indonesia,
Kotak band – Beraksi, yang merupakan lagu ajakan kepada penonton untuk
bersenang-senang atau bergembira. Nah lagu Joget Madure’en adalah versi lokal
yang berisi ajakan untuk berjoget, yang paling penting tidak bertengkar.
Lirik lagu kendang
kempul ini sangat sederhana. Diciptakan oleh S. Pandi dipopulerkan oleh Akbar
Musik dan tentunya tidak lupa pula kepada artis Yuli Asiska, merupakan penyanyi
lokal yang sukses dikancah nasional yang juga merupakan alumni KDI 2 yang masuk
5 besar pada tahun 2005 yang juga dikenal rock’dut.
Lirik Lagu Joget Madure’en
(Link Yuli Asiska)
Bes abes abes abes
Hat lihat lihat lihat
Madde ngabes dhika
kabbhi, duh de’ ka bule.
Ayo lihat kamu semua, kepadaku.
Maddhe ngabes dhika ka
attas pentas.
Ayo lihat kamu semua, ke atas
pentas.
Maddhe ngabes dhika
kabbhi bule anyanyi.
Ayo lihat kamu semua, aku bernyanyi.
Maddhe ngabes dhika
madde ajoget.
Ayo lihat kamu semua, ayo berjoget.
Du agoyang kang, duh
agoyang. Lagu neko lagu madureen.
Bergoyang kak, bergoyang. Lagu ini
lagu madura.
Joget abhereng du
sakancaan. Kor je’ sampek dika atokaran.
Joget bersama teman-temannya. Asal
jangan sampai kamu bertengkar.
8. Duh Angin
Berkisah tentang
kerinduan seorang perantauan pada tempat kelahirannya di Madura. Melalui angin,
berharap bisa menyampaikan salam kerinduan pada keluarga dan saudaranya. Menganggap
angin seakan-akan bisa menyampaikan
salam. Seperti halnya manusia yang diajak bicara.
Mungkin yang dialami si
penulis sudah mengalami banyak perubahan dalam trend busana atau tradisi. Maka dari itu ia masih ingat sama
adiknya yang suka memakai busana adat Madura.
Lagu yang diciptakan
Misnawar juga sudah banyak versi. Menurut saya ini salah satu lagu legendaris. Lagu
Duh Angin yang dibawakan Asmi Utama bersama Patrol jember bagus juga.
Lirik Lagu Duh Angin
(link Versi Patrol Jember)
Duh Angin, depaagi salam
kerong de’ Madure.
Duhai Angin, sampaikan salam rindu
ke Madura.
Salam de’ rama tor ebu,
jugen de’ tretan sadheje.
Salam ke ayah dan ibu, dan juga
semua saudara.
Taretan sepaleng ngode,
kalong mani’ ale’ bule.
Saudara yang paling muda, kalung
manik adikku.
Pekker kerrong se pade
bedhe, terrona setapanggie.
Pikiran rindu bermacam-macam, ingin
berjumpa.
Samper nyecceng batik
Madure. Kalambi koneng dinar kancengnga.
Sarung (wanita) kecil batik Madura. Baju
kuning silau kancingnya.
Gellung sentak akembang
tanjung. Nganggui bingal geleng sokona.
Sanggul sentak bunga tanjung. Memakai
bingal gelang kaki.
Akalong manik e dedena.
Tambe sedde’ raddin robena.
Kalung manik di dada. Bertambah
sedap dan cantik wajahnya.
Palembeie duh ce’
lemmessa. Palerekka duh ce’ tajemma.
Lambaiannya begitu lentur. Liriknya
sangat tajam.
Nganggui adat Madurena.
Lakar patot kabedenna.
Memakai adat Maduranya. Sangat cocok
apa adanya.
Kalong mani’ du alek
bule. Taretan bule sepaleng ngode.
Kalung manik, adiku. Saudaraku yang
paling muda.
7. Beto Karang
Lagu ini masih berkisah
tentang betapa sakitnya sebuah perpisahan. Tutur bicara bisa lebih tajam dari
batu karang atau duri pandan apabila sudah menyakiti atau tidak sesuai dengan
janji yang diungkapkan.
Lagu ini sudah banyak
yang menyanyikan, saya tidak begitu banyak tahu siapa yang mempopulerkan
termasuk penciptanya. Lagu ini cocok bagi yang sedang galau. Haha.
Lirik Beto Karang (link Versi Nova Soraya)
Tajemma beto karang, ta’
satajem oca’na.
Tajamnya batu karang, tidak setajam
tuturnya.
Tajemma duri panden
atajeman cacana.
Tajamnya duri pandan, tidak setajam
bicaranya.
Kaniaje, apangrasa,
dhika maloka ate bule.
Tertindih, merasa, kamu melukai
hatiku.
Duh nespana, duh ce
tegena.
Duh merana, duh begitu tega.
Molana ce’ leburre,
sanggu dhika terrosa.
Awalnya begitu senang, disangka
selamanya.
Nyatana dhika nyengla,
duh ta’ kalaben sala.
Kenyataannya kamu pergi, tanpa ada
kesalahan.
Sabelumma delem mempe.
Akaton bulen ce’ pettengnga.
Sebelumnya dalam mimpi. Bulan
seperti begitu gelap.
Duh sonarra ce oremma.
Duh, cahayanya begitu buram.
Tegena duh oca’na,
maloka ate bule.
Teganya duh, tuturnya, melukai
hatiku.
Sake’ na duh sake’na
nispana du nispana.
Sakitnya duh sakitnya, merena duh
merana.
Takkuat duh rassana.
Tidak kuat rasanya.
Nape dika deddhi
nyingla. Sampe’ dhika duh loppa.
Apa kamu jadi pergi, sampai kamu
jadi lupa.
6. Sello’ Soca Mera
Lagu Sello’ Soca Mera
yang diciptakan oleh Asmuri Rafi. Makna lagu ini tidak jauh beda dengan
Sattanang Mera. Sebenarnya sudah banyak artis yang menyantikan lagu ini. Saya
menyukai lagu yang dinyanyikan oleh S. Pandi feat Asmi Utami dan juga Narookhan
Band.
Lagu ini masih berkisah
tentang sebuah perpisahan. Dari video klip dan lagu, cendra mata yang digunakan
adalah cincin batu akik bermata merah sebagai bukti cinta. Ketika rindu tinggal
pandang cincinya. Hehe. Mungkin pada jaman dulu batu akik begitu istimewa.
Bahkan batu akik populer di tahun 2015. Para penjual di kota-kota sangat
melimpah.
Dilihat dari video klip
merupakan kisah dari kampung. Dapat dilihat dari transportasi, pakaian dan
latarnya. Dari lirik lagu keduanya tampak sedih yang sedang berhadapan pada
sebuah perpisahan. Kisah boleh usai tapi tidak dengan kenangan.
Lirik Sello’ Soca Mera
(link S. Pandi feat Asmi Utami)
Sello’ soca mera tande
mata deri dhika.
Cincin permata mera cendra mata
darimu.
Terros eyanggui bule
neser de’ ka dhika.
Selalu dipakai, aku sayang padamu.
Sello’ soca mera se bede
e tanang kacer.
Cincin permata merah yang ada di
tangan kiri.
Saparjelenanna bule ta’
kera ceccer.
Dalam perjalanku tak akan
ketinggalan.
Aduh pon palangnga bule,
sakeng benni pastena.
Aduh aku sedang apas, karena buka
kepastian.
Bule tapesa ben dhika
tadhek lantaranna.
Aku putus denganmu tidak ada penyebabnya.
Tape pasabbher dhika le’
delem atena.
Tapi kamu yang sabar dik dalam
hatinya.
Paste pon tekka dhika
le’ cita-citana.
Pasti tercapai dik cita-citanya.
Aduh mon enga’a bule de’
riwayat asal molana.
Aduh, kalau ingat pada sejarah
asalnya.
Bule tapesa le’ ben
dhika tade’ rassana.
Aku putus dengamu tidak ada rasanya.
Tape pa sabber dika ka
delem atena.
Karena kamu tidak sabar di dalam
hatinya.
Paste pon tekka dika le’
cita-citana.
Pasti tercapai le’ cita-citanya.
Sampai di sini dulu.
Nanti aku sambung lagi. Saya begitu masih sulit menyusun 5 besar berikutnya.
Semuanya mempunyai makna yang begitu berarti.
5. Asal Madure
Lagu ini bercerita
tentang keindahan salah satu pantai Pasir Putih Situbondo dan juga adanya
kehidupan nelayan, sebab Situbondo mempunyai garis pantai yang cukup panjang.
Dan juga kehidupan seorang Madura yang sudah menetap di Jawa. Lagu ini salah
satu bukti adanya sebuah akuturasi budaya antara Madura dan Jawa.
Lagu ini dipopulerkan
musik Akbar yang dibawakan oleh Yuli. Hal yang membuat saya suka dengan lagu
ini ialah pada suara serulingnya yang mendayu-dayu, seperti dibawa ke masa lalu.
Sepertinya lagu ini masih jarang dinyanyikan dalam versi musik atau dicover
orang lain.
Lirik lagu Asal Reng
Madure (link Yuli Asiska)
Ce’ sennengnga ngabes
penggir sereng. Paraona katon ce’ jeuna.
Aduh senangnya melihat pinggir
pantai. Perahunya seperti yang jauh.
Duh angin serngalesser.
Oreng majeng pon benyak se mole.
Duh angin berhembusan. Orang melaut
sudah banyak yang pulang.
Bile ngabessegi de’ polo
Madure. Enga’-enga’ bekto gi’ kana’.
Apabila melihat Pulau Madura. Ingat-ingat
waktu masih kenak.
Apolong rama ebu so
taretan. Sakeng bule jeuh bede e Jebe.
Berkumpul ayah ibu dan saudara. Aku
sendiri jauh ada di Jawa.
4. Abental dede
Lagu romantis yang
dibawakan oleh Ira Faramesti pernah dinyanyikan oleh Irwan di d’academy 2. Dari
apa yang saya amati, lagu ini hadir diantara banyaknya lagu sedih akan problema
kehidupan. Bercerita tentang seorang yang merindukan kekasihnya. Kebahagian
cinta tidak ada bandingannya. Dan berharap semuanya menjadi nyata.
Lirik lagu Abantal Dede
(link Ira Faramesti)
Terrona nenggu’e
tanangnga. Terro tedunga e dedena.
Ingin sekali memegang tangannya. Ingin
bersandar di dadanya.
Abe’ cellep terro anga’a.
Salemot ta’ deddi nyeddena.
Aku dingin ingin kehangatan. Selimut
tidak membuat nyenyak.
Bungana ate ce’ bungana.
Arassa se tade’ bendingnga.
Berbunga hati berbunga sekali. Seperti
tiada bandingannya.
Sanajjen ngaton delem
mempe. Maelang de’ kerrongnga ate.
Meskipun hadir dalam mimpi. Menghilangkan
kerinduan hati.
Sanajjen bulen bereng
bintang. Ajejer enga’ reng komantan.
Kalau bulan dengan bintang. Berjejer
seperti mantenan.
Sanajjen delem
katedungan. Amempe enga’ se ongguen.
Kalau dalam tempat tidur. Bermimpi
seperti sungguhan.
Moge deddie kanyataan. Abereng
takdirra pangeran.
Semoga menjadi kenyataan. Bersama
takdirnya Tuhan.
3. Bile Bule Enga’
Berkisah tentang
perpisahan dua sejoli yang masih belum bisa move on dan masih berharap kembali.
Lagu ini dipopulerkan oleh Hadi. Lagu ini sangat sederhana sekali. Musiknya
juga mendayu-dayu.
Lirik lagu Bile Enga’
(link Hadi)
Bile bule enga’ de’
jenjina dhika. Siang klaben malem paddeng bhei robana
Setelah aku ingat pada janjimu. Siang
dan malam selalu terbayang wajahmu
Sabben are bule ngalamon
pekkeran. Beremmaa bule mase tapengsora
Setiap hari pikiranku melamun. Bagaimana
aku, sepertinya akan gusar
Dullu dhika ngoca’ neser
de’ ka bule. Tape nyatana le’ dika lopot jenjina
Dulu kamu bilang, cinta padaku. Tapi
kenyataannya kamu ingkar janji
Rassa ate bule ngarep
de’ ka dhika. Moge dhika niko deddi judu bule
Rasa hatiku mengharap padamu. Semoga
kamu itu jadi jodohku
2. Tatandung
Suatu keputusan yang
berat ketika menunggu kekasih yang tidak ada kabar. Ia memutuskan bersama orang
lain. Dalam lagu ini terdapat 2 bait papparekan. Ombak-ombakna ngabiru ngapote.
Lamba’ du lamba’na je’ gibe ka ate. Lagu karya Agus Rajana membuat saya
terhanyut dalam kenangan. Tak lupa pula suara seruling membuat saya seperti
diobrak-abrik rindu.
Lirik lagu Tatandung
(link Ira Faramesti)
Kakak sapora, bule
adullui. Je’ sampe’ mengak ngedingngagi.
Kakak maafkan, aku telah mendahului.
Jangan sampai heran mendengarkan.
Bule abit ngantos tadak
kaber pole. Sanonto pon bule kaandik reng laen.
Aku lama menunggu tidak ada kabar
lagi. Sekarang aku sudah milik orang lain
Ajek sakek ate bule olle
gente. Bule ben dika pola tade paste.
Jangan sakit hati, aku dapat
pengganti. Aku dan kamu mungkin tidak pasti.
Ombek-ombekna ngabiru
ngapote. Lambek du lambekna je’ gibe ka ate.
Ombak-ombaknya biru memutih. Dulu
yang dahulu jangan dibawa ke hati
Tatandung tandung bule
d’ dika. Malar mander dika naremaa.
Tersadung aku padami. Semoga kamu
bisa menerima.
Gendinto cokop duh cokop
gen dinto. Moge dika nemmo judu laen.
Sampai di sini duh sampai di sini. Semoga
kamu mendapat jodoh lain.
1. Ta’ Nyangka
Dinyanyikan dalam drama radio. Al Badar Mahajaya. Lagu ini diciptakan oleh Asmuri Rafi. Saat ini saya cari di
youtube cuma dapat penyanyi panggungan. Bahkan beberapa bulan ini saya mendengar versi koplo bersama musik Laskar Pro.
Lirik lagu Ta’ Nyangka
(link Versi Panggung)
Ate bule ta’ nyangka. Ate
bule ta’ ngera.
Hatiku tidak menyangka. Hatiku tidak
mengira.
Je’ dika ben bule niko bekal
tapesa’a.
Aku dan kamu itu akan berpisah.
Sanajjen dhika jeuh deri
mata bule.
Meskipun kamu jauh dari mataku.
Tape neserra bule niko
paggun gi’ bede.
Tapi sayangnya aku itu masih tetap
ada.
E delem mempe bule, dhika
ngaton senyata.
Di dalam mimpiku, kamu hadir lebih
nyata.
Coma robena dhika se paddeng neng e mata.
Cuma wajahmu yang terlihat di mata.
Sampe’ bule loppa
tangessa ta’ egeressa.
Sampai aku lupa, tangisnya tidak
terasa
Secara keselurahan
sekitar 80 % berkisah tentang kesedihan, meskipun lirik sederhana tapi
instrumen musik membuat emosi membuncah, terkadang membawa pada kenangan atau berimajinasi
seakan ikut merasakan. Selain itu lirik-lirik lagu Madura yang lama masih
menggunakan atau diselipi puisi lama atau papparegen.
Misalnya seperti lagu Deunna nangka, abini duwe’, nompa’ becak, tantandung dll.
Kehadiran lagu-lagu
Madura tidak hanya sebagai penghibur saja akan tetapi juga sebagai pelestari
bahasa-bahasa daerah. Banyak sekali bahasa-bahasa halus, pemilihan kata yang
jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang bahkan juga mulai hilang.
Terimakasih infonya gan....
BalasHapussalam kenal...
ONLINE MUSIC ARRANGER
www.musicarranger.id
Jasa Aransemen Musik, Pembuatan Lagu, Jingle / Spot Iklan dan Soundtrack secara ONLINE.
Top
HapusHits
Sayangnya....lagu2 madura (khususnya situbondo) kebanyakan hanya mengubah liriknya, lagunya jiplak
BalasHapusMun nik kenik munyinah kerang
BalasHapusEntar kolla mak nonton sapeh
Deddi reng binik du jek rang larang
Mun tak epola tak pajuh lakeh..
Judulnya apa da yg tahu.??
Mau tanya gan. Jeman lambek ka'tak padeh ben jeman mangken.lakek binik padeh nyareh kalakuan.....judulnya apa ya,?
BalasHapus