Social Media Sharing by CB Bloggerz


a
a
a
a

Recent Posts
recent

Mama


Oleh : Unsila TA

Setelah semalam puas menonton filmdi stasiun TV terkenal yang mengisahkan petualangan mengesankan soal jatuh cintanya Tarzan pada seorang gadis, enggan membuatku untuk melipat sarung yang kumodifikasi menjadi selimut tambahan penghindar dari gigitan nyamuk yang merajalela, enggan pula membuatku beranjak dari kasur tempat peristirahatanku di kala malam mulai datang menggantikan siang. 

Sayup-sayup kudengar ucapan selamat pagi Mbak Nita dan putrinya, Angki, dari ruang depan.
"Selamat ulang tahun Ma... Semoga panjang umur, sehat selalu ya Ma," ucap Mbak Nita. 

Dalam keadaan setengah sadar, aku mengingat-ingat tanggal berapa hari ini, mengapa kakak dan keponakanku tiba-tiba mengucapkan selamat ulang tahun untuk Mama?

22 Desember. Alamak! Hari ini, ulang tahun Mama. Cepat-cepat kubergegas ke kamar mandi untuk menggosok gigi, dan mencuci wajahku. Langkah kaki kuayunkan cepat, mencari-cari di mana Mama berada. Dan saat kutemukan Mama di dapur rumah sedang mengiris wortel, langsung kucium tangan dan kedua pipinya sambil kuucapkan selamat ulang tahun untuk Mama di hari Ibu ini. 

Ah.. Ucapan selamat ulang tahun yang telat, dan tak ada sebuah kado pun untuk Mama. Tapi tunggu dulu, walaupun tak ada kado berbentuk barang atau bunga mawar yang terselipkan kartu ucapan selamat ulang tahun, ada kado spesial untuk Mama yang selalu kuberikan di setiap hariku. Masih ada kado yang kutulis dan kugumamkan untuk mama lewat lantunan doa dalam salat-salatku saat menemui Tuhan di lima waktu hariku, dan setiap salat-salat sunnahku. Ada nama Mama di sana, ada wujud Mama di sana, ada pengorbanan Mama di sana, ada tangis Mama di sana, ada sayang Mama di sana, dan ada cinta tentang Mama di sana. Meski kado yang tak berbentuk baju ber-brandatau jam tangan mewah, meski hanya lewat kata-kata usang yang kuucapkan tiap hari selama 16 tahun ini, semoga bisa membahagiakan Mama.

Ya, meski aku tak tahu apakah ada aku di setiap doa-doa Mama karena aku tahu, Mama lebih menyayangi Mas Dido, anak paling tampan di antara kedua saudara perempuannya. Meski aku tak tahu apakah ada aku di setiap pikiran-pikiran dan senyuman lembut kasing sayang dari Mama. 

Namun Mama, masih tetap seorang Ibu yang rela mengorbankan jiwanya untukku, bahkan membagi hidupnya untuk aku. Mama adalah separuh jiwa yang kuhembuskan dan kuhirup lagi lewat nafas-nafas di sepanjang hariku. Walaupun Mama sering membentak, memarahi, bahkan memukul. Tapi aku tahu, Mama begitu, karena ada kesalahan yang kuperbuat.

Dalam titah Tuhan, Dia perintahkan untuk patuh pada Mama bahkan ketika Sang Nabi bercerita lewat hadistnya, Dia sebut Mama 3 tiga kali berturut-turut kemudian barulah Bapak untuk aku patuhi dan berbakti sepenuh hati.

Lewat rintihan sakit, dan waktu sembilan bulan, serta semua pengorbananmu itu akupun lahir untuk menghirup udara bebas dan menginjakkan kaki di bumi ciptaan Tuhan. Dan tumbuh meski aku menjadi remaja bodoh yang lupa dan telat mengucapkan selamat ulang tahun untuk Mama di hari Ibu kali ini. Maaf Ma.

Redaksi

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.