Oleh : Moh. Imron
Ancak Agung merupakan ritual keagamaan berbasis lokalitas yang pertamakali dilaksanakan pada tahun 2011 oleh Pemerintah Situbondo, SKPD serta diikuti seluruh masyarakat Situbondo secara terbuka. Ancakan ini merupakan tradisi yang sudah ada di tengah masyarakat pada zaman dahulu, sebagai tradisi untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Awalnya merupakan ide dari salah satu masyarakat yang menginginkan tradisi ini menjadi agenda tahunan. Kemudian ditindak lanjuti oleh Pemkab karena mempunyai tujuan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kodisi masyarakat Situbondo.
Ancak Agung merupakan ritual keagamaan berbasis lokalitas yang pertamakali dilaksanakan pada tahun 2011 oleh Pemerintah Situbondo, SKPD serta diikuti seluruh masyarakat Situbondo secara terbuka. Ancakan ini merupakan tradisi yang sudah ada di tengah masyarakat pada zaman dahulu, sebagai tradisi untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Awalnya merupakan ide dari salah satu masyarakat yang menginginkan tradisi ini menjadi agenda tahunan. Kemudian ditindak lanjuti oleh Pemkab karena mempunyai tujuan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kodisi masyarakat Situbondo.
Ancak
Agung yang digagas oleh Pemerintah sebagai perwujudan dari Slogan Bumi Salawat
Nariyah. Dan peringatan maulid ini mendapat bimbingan dan tuntunan KH. Sufyan
Miftahul Arifin sebelum wafat. Tidak hanya kemakmuran di dunia saja, tapi juga
akhirat.
Menurut
Dadang Wigiarto, membangun bangsa yang besar tidak cukup hanya mengandalkan
orang pintar yang duduk dalam pemerintahan. Tapi, juga harus mencontoh
kepemimpinan Nabi Muhammad. Sehingga, niat membangun bangsa untuk melindungi,
mensejahterakan, dan memakmurkan masyarakat memiliki bentuk yang hakiki. Semoga
seiring dengan pertolongan dan ridlo Allah.
Ancak
Agung menggunakan bahan-bahan yang berasal dari budaya setempat yaitu nasi
lemak, kuning beserta lauk dengan atribut janur kuning serta aneka sayur dan
buah-buahan dan juga jenis makanan lainnya yang disusun atau ditata menjadi
raksasa yang indah dengan ukuran 1 – 3 meter.
Ancak
Agung ini diarak setelah selesai azan Isya dengan menggunakan pick up dan
bahkan ada yang dipikul. Start-nya dari tahun ke tahun berbeda. Disesuaikan
dengan kondisi dan banyaknya peserta. Selama
perjalanan kegiatan ini dihiasi dengan aneka lampu warna warni, iringan
seni musik religi serta kembang api. Kemudian di akhiri di alun-alun. Ancak
Agung dikumpulkan dan didoakan dengan membaca salawat nabi dan ceramah agama.
Persiapan
ancak agung diawali dengan rapat baik perwakilan dinas, kepala desa dan
instansi terkait kemudian pemerintah memfasilitasi ada juga yang menggunakan
dana pribadi dan kelompok dari oraganisi mayarakat. Setelah itu semua peserta
mempersiapkan ancak dengan kreasi masing-masing.
Tradisi
ini dari tahun ke tahun semakin berkembang Pemkab Situbondo memperkuat tradisi
Ancak Agung karena hal ini dapat membangun dan memperkokoh nilai-nilai spritual
dalam pelaksanaan pembangunan.
Acara
ini sangat mengkristal kekuatan potensi daerah sehingga sangat layak untuk dijadikan obyek wisata yang bagi
masyarakat Situbondo. Seakan-akan masyarakat ikut memiliki acaranya, maka
dengan ini mampu membuat suatu kebaharuan dalam rangka mensejahterakan
masayarakat dan meningkatkan kemakmuran agama.
Kini
Kabupaten Situbondo dan masyarakat bersama-sama, menguatkan tradisi tahunan ini
dengan lebih gebyar, meriah dan lebih
bergairah dalam memperingati kelahiran Sang Nabi. Selain itu dapat memupuk
tali silaturrahmi antar pemerintah
daerah dan masyarakat Situbondo. Sehingga tradisi ancak agung sebagai wisata
yang harus dilestarikan. Dengan harapan dapat memperkokoh keimanan dan
keislaman.
Dengan
respon yang cukup bagus dari masyarakat Situbondo, tradisi Ancak Agung di Situbondo, selalu lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah peserta dan tambahan rangkaian acara yang cukup banyak yaitu pawai
ancak, parade hadrah, pengajian akbar, pameran produksi masyarakat, lomba musik
islami, pawai fashion along street, dan terakhir ditutup dengan musik religi,
yang bertepat di alun-alun kota situbondo. ribuan warga berbondong-bondong
mengikuti dan menyaksikan acara ini.
Tradisi
ancak agung ini terus dipertahankan, mengingat kegiatan ini diikuti seluruh
lapisan masyarakat. Mereka berbaur menjadi satu untuk mengagungkan kelahiran
Nabi Muhammad. Ancak agung ini sangat cocok dengan karakteristik warga kota
santri Situbondo dan bisa membawa nama Kabupaten Situbondo secara regional
maupun nasional yang tidak hanya mengenal Situbondo sebagai kota santri tapi mempunyai
nilai-nilai yang patut untuk dijadikan
rujukan atau pedoman dalam menggali tradisi islam.
Kegiatan
yang bernilai positif ini, dilestarikanbersama sebagai budaya dan aset Situbondo
agar menjadi santri yang membanggakan bagi Kabupaten Situbondo. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar