Kancil berdiri di tepi
sungai
Buaya menganga siap menerkam
Di belakang pemburu menyiapkan senapan
Hei! Kancil bukan anak nakal!
Dia tidak mencuri ketimun!
Buaya menganga siap menerkam
Di belakang pemburu menyiapkan senapan
Hei! Kancil bukan anak nakal!
Dia tidak mencuri ketimun!
Kancil ingin menyeberang
Tapi ia dihadang
Kancil ingin kembali pulang
Tapi senapan sudah dibidikkan
Tapi ia dihadang
Kancil ingin kembali pulang
Tapi senapan sudah dibidikkan
kaki kakinya yang kurus
menjejak tanah dalam dalam
Seakan ia ingin lenyap saja ke dalam tanah
Lalu ia ingat, kawannya yang hilang di tengah hutan pernah berkata:
Hanya ada satu kata: Lawan!
Seakan ia ingin lenyap saja ke dalam tanah
Lalu ia ingat, kawannya yang hilang di tengah hutan pernah berkata:
Hanya ada satu kata: Lawan!
Kancil menyeberang sungai
dengan lincah
belum sampai di tengah
peluru telah bersarang di kepala
belum sampai di tengah
peluru telah bersarang di kepala
kancil sudah tiada
tapi semangatnya akan ada dan berlipat ganda.
tapi semangatnya akan ada dan berlipat ganda.
Malang, 30 September 2015
*untuk pak Kancil yang lincah
*untuk pak Kancil yang lincah
By : Raisa Izzaty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar