Social Media Sharing by CB Bloggerz


a
a
a
a

Recent Posts
recent

Puisi Festival Kampung Langai 2

Puisi ini dideklamasikan di acara Festival Kampung Langai 2 oleh Komunitas Penulis Muda Situbondo feat Situbondo Etno Society sekaligus menyambut hari pahlawan. Festival Kampung dilaksanakan pada tanggal 6-7 November 2015 di Sumberkolak Panarukan – Situbondo.

Langai*
Karya Marlutfi Yoandinas

Kau tumbuh dan bertahan di tanah tandus
Benalu pun enggan menyentuh kulitmu yang tak halus

Akarmu menghujam tanah
Mencengkeram kuat, mengokohkan batang, tegak menengadah
Sendiri, menentang kecantikan alam yang tampak saja
Semata tuk melindungi bunga

Kau keindahan yang tak bisa disentuh
Duri melindungi setiap jengkal pori kulitmu
Daun-daunmu tak membuat teduh
Sulit mencari manfaat dari keberadaanmu

Tapi jujur, kau telah mencuri perhatianku
Meski ketegaranmu akan berakhir di api tungku
Damar Aksara, 2013
*Sejenis pohon berduri

Langai
Karya Siswanto

Jabat erat tanganku
Meski waktu tak lagi beku
Karena tubuh durimu yang purba
Selalu menyulurkan rindu

Langai
Lepaskan saja peluk itu
Bila hujan mulai reda di pipimu
Biarkan puisi yang mengenangnya
Dengan segala luka dan cinta kita

Berlari dan jangan berhenti
Hingga habis bayang tubuhmu

Dan bila rindu tak mampu lagi mengeja gelisah
Kuburlah aku di ladang air mata mu: Langai
Jember, 22 September 2015

Berilah Arti
Karya Andi Tri

Aku yang berjalan di antara mereka
Yang tak lagi bisa teriak "Merdeka"
Darah mereka tumpah
Tubuh menyatu tanah

Dalam hening mereka bertanya
Akan jadi apa?

Kami telah beri kami punya nyawa
Untuk nyawa-nyawa berikutnya
Untuk nyawa yang berjiwa merdeka

Kini kami hanya tulang berserakan
Tak pernah mengharap imbalan
Hanya kalian kini yang tentukan
Jiwa kami melayang untuk kemerdekaan dan kesejahteraan
Atau melayang tanpa harapan

Untuk nyawa-nyawa masa kini
Yang tak angkat senjata lagi
Atau teriak "Merdeka atau Mati"
Berilah arti pada nyawa kami

Situbondo, 5 November 2015

Izinkan Aku Menjadi Penjajah
Karya Lutfi Kurniawan

Aku kira, zaman menarik parang sudah habis
Tak ada lagi teriakan-teriakan membara
Atau keringat-keringat sendu untuk membela negeri
Tak ada
Sudah seperti jalan tanpa pengendara
Lengang

Bolehkah aku menjadi penjajah lagi?
Agar mereka mulai ingin melindungi tanah-tanahnya
Agar bintang tak pernah muncul

Asap-asap kebencian seharusnya memerdekakan jiwa
Hingga darah tertusuk sambal terasi pun tak terbunuh
Holehkah aku menjadi penjajah?
Aku ingin pemudanya berhenti mencari pojokan saat temaram
Aku ingin mereka memotong lidah kemaluan mereka
Aku ingin mereka berhenti lebih banyak
Bukan menyaksikan raga-raga tersentuh cumbu berlipat-lipat

Izinkan aku menjadi penjajah lagi
Mengambil seluruh harta benda mereka yang lalai
Sambil memperkosa tubuh yang terlalu cinta uang sepuluh ribuan
Biarkan aku kaya
Lalu membeli tanah-tanah mereka
Kudirikan kerajaan dan aku jadi pemimpin serakah
Melahirkan anak-anak sampah untuk menyampahi mereka

Aku ingin menghapus nama-nama pahlawan
Dan menjadi orang yang paling dipuja abad ini


Situbondo, 061015
Sumber : #situbondokreatif

Redaksi

Redaksi

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.