Social Media Sharing by CB Bloggerz


a
a
a
a

Recent Posts
recent

Tentang Lesehan Baca

Akhir-akhir ini daya ingat saya seperti menurun cukup drastis, tidak tahu apa sebabnya. Barangkali akibat waktu istirahat yang tidak teratur, atau dari saking banyaknya rencana yang belum sepenuhnya terlaksana, macam pejabat. Namun saya bukan mereka.
Maka dari itu, saya menuliskan ini dengan segenap ingatan yang tersisa. Sebelum badai lupa mengukuhkan kekuasaanya di kepala.
Jadi begini, meminjam pembuka yang saya baca dari tulisan Mas Sungging Raga.
Waktu itu saya ditraktir ngopi oleh Mas Imron. Ngobrol seputar--untuk tidak menyebutnya berputar-putar--perkara remeh-temeh hingga hal-hal yang dipaksakan serius. Di antara topik obrolan kami, ada beberapa yang saya buang. Beberapa lainnya saya simpan, salah satunya adalah keinginan luhur Mas Imron untuk meningkatkan daya baca masyarakat Situbondo, melalui Lesehan baca.
"Sekaligus nanti kegiatan ini akan menjadi agenda KPMS." imbuhnya.
"Konsep kegiatannya bagaimana, Mas?" Saya bertanya.
"Tidak usah pakai konsep. Kita ke Alun-alun gelar tikar, duduk manis, pajang buku-buku yang ada."
"Segerakan, Mas."
"Ya. Harus!"
Saya sambut hal itu dengan penuh harap, agar segera terlaksana dan bisa menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Saya menunggu. Tapi tidak seperti menunggu seseorang yang... entahlah. Penantian saya kali ini berujung kepastian.
Singkat cerita, beberapa bulan setelah traktiran tadi, tepatnya pada sabtu malam tanggal.. duh, saya lupa! Mas Imron menggelar Lesehan baca di depan Pendopo Alun-alun Situbondo. Waktu itu stok buku masih terbilang sedikit, sembilan kalau tidak salah. Namun hal itu tidak menyurutkan niatan yang belum tentu dilaksanakan oleh kaum plat merah. Plat Merah, saya tegaskan. Maklum saja, pekerjaan mereka menguras banyak sekali tenaga dan waktu. Jadi tolong, mengertilah!
Hari berlanjut hingga sabtu malam berikutnya, beruntung saya bisa hadir di tengah-tengah persiapan, dari membawa buku, juga menunggui Lesehan baca sampai selesai. Di hari tersebut jumlah buku bertambah beberapa.
"Mas, bukunya dapat dari mana?" Saya bertanya, penasaran.
"Ada yang menyumbang. Donatur."
"Mereka tahu dari mana, ada Lesehan baca?"
"Saya unggah fotonya di fesbuk."
Saya hanya mengangguk takjub. Benar kata Yudik Wergiyanto, kalau Mas Imron salah satu seleb fesbuk di Situbondo--untuk tidak menyebut satu-satunya dan Mas Imron di serang seleb lainnya. Saya yakin sekaligus paham bahwa Yudik bisa juga serius dan jarang main-main, termasuk dalam urusan mencintai.
Tidak disangka, dukungan terus berdatangan. Hal ini dapat dilihat dari orang-orang yang ikut menyumbangkan buku, seperti Mas Sufi, Yudik, Mas Uwan, Raisa, Mbak Agustina, dan lainnya yang--maaf--tidak saya sebutkan.
Semakin hari, jumlah buku terus bertambah dan Mas Imron lebih semangat. Semoga Situbondo menjadi lebih maju, dengan diangkatnya belio sebaga duta baca atau minimal Kepala Disparbudpora. 
Tapi sepertinya Mas Imron akan lebih memilih hidup sederhana dan bahagia di kota yang dicintainya ini. Sesederhana, sebahagia, cara belio mengenang jasa para mantannya.


NB: Kegiatan ini didukung oleh: B-Gezhi, Si Ponsel, Slank Fans Club Situbondo, Backpacker Situbond, Gerakan Situbondo membaca dan juga komunitas-komunitas lain.



Redaksi

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.