Social Media Sharing by CB Bloggerz


a
a
a
a

Recent Posts
recent

Pesan Singkat Untukmu

Oleh : Yastera (Iim)
Malam ini aku mulai merasa menyadari sesuatu. Tentang kamu. Gak tau deh pemikiran-pemikiranku ini mulai keluar dengan sendirinya setelah melihat kamu akhir-akhir ini. Ini hanya perasaanku atau memang iya. Kamu mulai berbeda. Mulai berbeda. Kamu bingung? So pasti! Karena kamu gak akan pernah merasakan perubahan pada diri kamu. Orang di sekitarmu yang akan merasakannya. Dan terlalu merasakannya. Aku hanya mengeluarkan pendapat. Gak lebih.
Tapi beneran aku risih dengan suasana sekarang. Kamu seperti hidup dengan topeng yang melekat di dalam diri kamu. Terlalu susah untuk ditebak. Sekarang. Kamu mau tahu perbedaan kamu, sekarang? Okey. Aku akan jelasin. Mungkin gak semuanya. Dan mungkin ini cuma beberapa yang aku rasakan.
Satu. Kamu gak akan pernah merasakannya. Tapi aku tahu. Kamu mulai menjauh. Susah untuk digapai kembali. Dan terlalu sering menutup-nutupi sesuatu dari kami. Aku ingat ketika kamu sedang duduk dan memegang handhphonemu. Dan aku mendekat untuk ingin sekedar tahu tapi kamu langsung menyembunyikan handphonemu dan beranjak meninggalkan aku. Disana.
Dua. Sikap kamu mulai nggak peka dengan sekelilingmu. Mungkin lebih tepatnya, gak peduli. Kamu ingat, waktu Ayah sakit? Kamu pasti lupa. Aku melihat kamu hanya berdiri kaku di depan pintu dan hanya melihat aku dan yang lain mondar-mandir mengambil sesuatu yang diperlukan untuk Ayah. Kamu malah gak bergerak sedikitpun dan kamu pergi begitu saja.
Tiga. Kamu terlalu fokus sama satu orang. Orang yang baru kamu kenal. Ini terlalu. Ya terlalu hingga aku ingin tertawa mengingatnya. Mengingat ini. Saat kamu dengan gelisahnya mondar-mandir gak jelas karena dapet kabar orang yang sudah menjadi pacar kamu itu sakit. Kamu sebegitu panik dan khawatirnya kepada dia. Dan semua itu membuat aku mengerti.
Empat. Kamu mulai sering marah-marah nggak jelas, mengeluh. Ini aku sering merasakannya. Menjadi korban kemarahanmu yang nggak jelas itu. Sering. Inget pada hari kamis lalu? Kamu marah-marah gak jelas sama kami. Padahal kami nggak tahu apa-apa.
Dan yang ke-lima sekaligus terakhir. Ini point pentingnya. Kamu mulai melupakan Kami. Selalu memberi jarak dengan kami. Memberi jarak dengan aku. Selalu menutup-nutupi. Menjadikan kami kasat mata seperti makhluk halus yang terlihat. Tapi kamu harus tahu. Seharusnya kamu jangan terlalu fokus sama dia. Sama orang itu. Kamu harus ingat dari semua orang, mungkin hanya kami yang selalu akan ada di sampingmu. Yang selalu sayang sama kamu. Yang selalu menasehati kamu. Yang selalu memaklumi kekurangan kamu. Yang selalu mengasihimu tanpa pandang bulu. Yang selalu dengan mudah memaafkan kamu. Yang selalu mengerti kamu. Yang selalu tahu tentang kamu. Yang selalu… semuanya. Dan itu kami. Keluarga. Keluarga kamu. Kamu tahu? Kamu dekat dengan dia dan melupakan kami. Padahal kamu baru mengenal dia dan kamu tahu kan kamu sudah mengenal kami dari kapan? Dari dulu. Dari kamu lahir sampai sekarang. Dan sekarang kamu seperti menghilangkan tentang kami, di hidupmu.
Dan aku benci itu. Benci sikap juga sifatmu yang sekarang. Benci kepada orang yang merubahmu menjadi begini. Aku sangat benci. Aku gak tahu. Yang jelas aku benci. Sangat benci.
“Kka…” Seketika pandangan kamu yang sedang melihat layar handphonemu langsung tertuju kepadaku.
“Apa, Vi?” Aku menghembus napas. Menatap mata hitam kamu dalam. “Aku cuma ingin kasih pesan buat kamu. Kamu harus dengerin baik-baik dan cerna. Aku harap kamu jangan pernah melupakan kami. Dan janganlah terlalu terfokus sama satu orang. Karena bukan hanya satu orang yang ada di sekitarmu, masih ada orang lain di sekitarmu yang harus kamu lihat. Aku dan yang lain nggak pernah ngelarang kamu untuk pacaran. Tapi tolong lihat kami kembali, jangan hanya memberi ruang untuk pacar kamu. Kami juga ada untuk kamu. Disini. Di samping kamu yang selalu ada untuk kamu. Beri ruang yang besar untuk kami.” Aku segera beranjak. Ku harap kamu -Cakka- mengerti. Mengerti kami.
“Bukan cuma pacar yang ada di samping kita. Tapi lihat ada yang lebih dominan yang selalu ada di sekeliling kita, dan itu keluarga.” – (Aku)



Redaksi

Redaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.