Oleh : Yudik W. (Situbondo)
Kutunggu kau semalaman, nona!
Di persimpangan jalan
Di bawah lampu penerangan yang temaram
Air hujan terus berinaian menggigilkan badan
Di persimpangan jalan
Di bawah lampu penerangan yang temaram
Air hujan terus berinaian menggigilkan badan
Aku takut kau lupa
Lebih takut jika kau sengaja melupakan
Untuk berjumpa dan menuntaskan apa yang kerap bergemuruh di dada-dada kita
Lebih takut jika kau sengaja melupakan
Untuk berjumpa dan menuntaskan apa yang kerap bergemuruh di dada-dada kita
Aku tak butuh apa-apa darimu
Cukup cintamu yang kau bawa meski itu tak penuh utuh buatku
Aku hanya ingin sebuah pertemuan yang manis di akhir kisah ini
Seperti pagutan bibir-bibir kita yang sesekali itu
Sebelum kau benar-benar pergi
Dan menggenapkan warna senja menjadi kenangan
Cukup cintamu yang kau bawa meski itu tak penuh utuh buatku
Aku hanya ingin sebuah pertemuan yang manis di akhir kisah ini
Seperti pagutan bibir-bibir kita yang sesekali itu
Sebelum kau benar-benar pergi
Dan menggenapkan warna senja menjadi kenangan
Nona, mencintaimu betul memanen luka
Tapi, adakah cinta yang hanya sekadar bahagia?
Tapi, adakah cinta yang hanya sekadar bahagia?
Biar! Biarlah, nona!
Kau dan lelakimu, aku dan wanitaku
Biar hujan semalam membawamu pergi
Sebab aku tak yakin kau akan merasa hangat di dekapanku
Tapi bersamamu, nona, aku tahu manisnya hal yang dinamakan cinta itu
Kau dan lelakimu, aku dan wanitaku
Biar hujan semalam membawamu pergi
Sebab aku tak yakin kau akan merasa hangat di dekapanku
Tapi bersamamu, nona, aku tahu manisnya hal yang dinamakan cinta itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar