Oleh : Gilang Anggara
Orang terkuat bukanlah mereka yang akan selalu menang
Melainkan mereka yang mencoba berdiri walau telah dihempaskan
Yang mungkin terlalu bodoh untuk mengerti
Dan mungkin saja sakit jiwa untuk menyakitimu
Indahnya kesunyian hariMenghantarkan malam yang begitu sepi
Memandang langit gelap yang perlahan pergi
Mencoba mengajak bintang bercengkerama di sini
Dan aku bertanya padanya
Apa kau akan selalu menjadi yang terindah di sampingku?
Ketika dulu, saat aku katakan kaulah bintang yang terindah di sampingku
Aku merindumu, selalu mengenangmu
Walau semua kenangan telah menjadi bagian
Saat aku mencoba tuk merubah segalanya
Menjemput kembali yang telah pergi
Merajut kembali apa yang telah mati
Haha, andai kesempatan itu datang lagi
Hanya mampu bergeming
Ketika kau katakan telah menemukan bulan
‘Aku turut berbahagia untukmu’
Aku sadar akan kemampuanku
Cinta tulus akan dikalahkan cinta yang selalu ada
Dan aku bertanya padanya
Apa ini akhir cerita kita, bintang?
Ketika dulu, aku mengawalinya dengan penuh jerih payah
Menunggu dan selalu menanti
Hanya untuk awal yang baik, aku rasa
Kau hanya tersenyum, lalu berucap
‘Jodoh di tangan tuhan’
Tapi bintang, apa engkau harus mengatakannya saat ini?
Saat kita masih dalam masa kebingungan
Aku menunggumu dan akan selalu menanti
Berharap engkau akan aku temui
Ketika esok malam menyapaku kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar